Saturday, June 1, 2013

Kerugian Menonton Film Biru

     Tentu pernah mendengar istilah film biru atau istilah kerennya “Blue Film” atau istilah umunya film prono, bukan? Tentu sedikit terbayang bukan aktivitas apa yang umum dilakukan oleh penikmat film biru tersebut? Yaa, masturbasi. Berkaitan sedikit dengan artikel saya sebelumnya mengenai manfaat positif dari masturbasi, ternyata ada juga manfaat negatif walau mungkin tidak terlalu disadari.
     Ada sebuah penelitian yang menemukan, orang-orang yang terlalu sering menonton atau menikmati film biru, akan mengalami gangguan pada hubungan seksualitas dirinya. Gangguan tersebut bukan dari segi biologisnya tetapi dari segi psikologisnya. Mengapa demikian? Ketika orang yang sudah terbiasa dan terlalu sering menikmati acara tersebut, ketika di ajak berhubungan seksual dengan pasangannya ia mengatakan bahwa ia tidak memiliki nafsu sedikitpun pada pasangannya. Tetapi ketika ia melihat film biru tersebut, ia mampu ereksi dan bahkan sampai ejakulasi.
     Tentu muncul pertanyaan bukan mengapa hal demikian bisa terjadi? Ada sebuah survey yang mencoba mencari tahu alasan mengapa mereka kehilangan nafsu seksual pada pasangannya tetapi tidak ketika hanya bermasturbasi sambil melihat film biru tersebut. Dari hasil survey tersebut, jawaban paling dominan adalah mereka merasa lebih nikmat dan terbiasa dengan fantasi mereka ketika bermasturbasi dan melihat film tersebut dibandingkan ketika berhubungan langsung dengan pasangannya.
     Jawaban lainnya karena mereka merasa kecewa dengan pasangannya yang tidak dapat memenuhi keinginan seksualnya dengan berbagai posisi yang ditampilkan dalam film tersebut. Dari jawaban-jawaban tersebut, tentu memunculkan suatu komplikasi yang rumit dalam hubugan seksual dalam rumah tangga. Pada artikel ini saya ingin menekankan bahwa jika seseorang menjadi terlalu menikmati atau menjadi adiktif pada film biru tersebut, akan banyak komplikasi yang muncul baik dari segi psikologis maupun dari segi sosial.


Bijaklah dan kontrollah diri sendiri dalam nafsu seksual anda.

Wednesday, May 29, 2013

Beware of the Stress

     Stres? Siapapun pasti pernah mengalami stres apapun itu penyebabnya. Hampir setiap hari dari kehidupan kita akan mengalami keadaan yang membuat diri kita menjadi stres. Entah itu pekerjaan kantor, tugas kuliah, masalah keuangan, masalah dengan teman, dan lain sebagainya. Namun tahukah kalian? Stres tidak hanya berdampak pada aktivitas sehari-hari kita saja, tetapi juga dapat berdampak pada kehidupan seks terutama pada pasangan suami istri.
     Ketika seorang istri yang mengalami keadaan stres yang sangat berat, hal ini dapat membuat nafsu seksual istri menjadi menurun. Nah, hal inilah yang dapat menjadikan suatu permasalahan dalam hubungan rumah tangga. Terkadang seorang suami kurang peka terhadap keinginan istri terutama ketika sang istri sedang mengalami stres yang cukup berat baginya. Ketika terjadi salah komunikasi, inilah yang memicu pertengkaran. Atau sang istri merasa bahwa dirinya ingin menjadi istri yang baik dan ingin melayani suaminya dengan baik, ketika suaminya ingin berhubungan seksual, sedangkan sang istri sedang tidak bernafsu karena stres, hal ini dapat menimbulkan masalah, karena sang istri tidak dapat menikmati hubungan seksual tersebut.
     Yang terpenting bagi istri ketika sedang berhubungan seksual dengan suaminya adalah bukan kuantitas atau tercapainya orgasme saja bagi si istri, tetapi juga emosi yang terjalin selama hubungan seksual tersebut berlangsung. Ketika stres, jika laki-laki sedang stres, hal biasa yang dikonsumsi biasanya adalah alkohol ataupun rokok. Berbeda dengan wanita, ketika mereka sedang stres, cara mereka melampiaskannya biasanya adalah dengan cara makan-makanan yang penuh dengan lemak dan karbohidrat, di mana makanan yang banyak mengandung zat tersebut dapat memunculkan stres lainnya yaitu membuat gemuk.
     Nah, hal inilah yang perlu diatasi cara melampiaskan stres yang dialami. Banyak hal lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres. Contohnya seperti mengikuti kelas yoga, olahraga, membaca, berjalan kaki, dan aktivitas positif lainnya yang cukup ringan untuk dilakukan. Tentu hal ini perlu didukung oleh suami agar dapat membantu istri lepas dari keadaan yang dapat membuatnya stres.


Be Positive, Be Happy with your life.

Wednesday, May 22, 2013

Manis Pahitnya Praktikum Teknik Wawancara



     Selama tingga minggu terakhir, saya melakukan praktikum wawancara untuk kelas Teknik Wawancara dalam tinga jenis seting. Minggu pertama dengan seting mengenai psikologi industri dan organisasi, minggu kedua dengan seting psikologi pendidikan, dan minggu terakhir dengan seting psikologi klinis. Yahh, tujuan praktikum ini untuk menjadi gambaran bagaimana situasi wawancara pada masing-masing seting jika mengambil Profesi nantinya.
     Selama tiga minggu ini tentu merupakan pengalaman yang menarik buat saya pribadi. Dalam minggu pertama tentu akan ada rasa gugup mengenai bagaimana praktek yang akan dilakukan nanti. Oleh karena itu saya dengan teman-teman saya menjadi kurang siap menghadapi praktikum nantinya. Namun syukurlah semua dapat berjalan baik dan dikatakan baik oleh kakak asisten dosen saya. Namun, yang menjadi permasalahan adalah ketika di minggu kedua. Minggu kedua dikatakan oleh kakak asisten dosen performa yang dilakukan menurun dibandingkan dengan minggu pertama.
     Secara pribadi, hal itu disebabkan ketika ditengah-tengah wawancara, pikiran saya menjadi “blank” total untuk memunculkan pertanyaan berikutnya yang dikarenakan daftar pertanyaan yang ada sudah terjawab semua oleh subyek saya waktu itu. Dan hal itu perhatian saya menjadi sedikit tak fokus karena gugup ditengah jalan. Hal inilah yang menjadi pelajaran saya untuk lebih siap dan tetap tenang mendengarkan jika-jika sudah tidak tahu akan bertanya apa pada subyek.
     Minggu terakhir dengan seting klinis, merupakan praktikum yang paling berkesan bagi saya pribadi dan teman sekelompok saya. Mengapa demikian? Ketika saya menjadi pewawancara, jujur saja awalnya saya gugup, namun karena mengingat pelajaran saya minggu sebelumnya, saya lebih mendengarkan cerita subyek saya waktu itu dan akhirnya muncul pertanyaan-pertanyaan yang ada diluar daftar yang menjadi pegangan dan tidak disangka inti permasalahan dari subyek menjadi keluar dengan sendirinya. Lalu, ketika menjadi seorang klien, karena satu dan lain hal, kakak asisten dosen mengatakan untuk sedikit mengerjai teman-teman yang menjadi pewawancara saat itu. Hal itulah yang membuat minggu tersebut menjadi berkesan. Terlepas bahwa semua seting tersebut hanyalah rekayasa, namun banyak hal yang dapat dipelajari dari praktikum tesebut.
     Namun ada satu tugas wawancara di mana diharuskan untuk wawancara dengan satu subyek yang sudah ditentukan subyeknya seperti apa oleh dosen. Kebetulan saya dengan teman kelompok saya mendapatkan subyek yang ada di Panti Sosial Bina Daksa. Panti yang dikhususkan bagi orang-orang yang menderita tuna daksa (cacat fisik). Saat itu tema yang kami tentukan adalah mengenai penerimaan diri subyek atas kondisinya. Dari tugas tersebut, saya belajar bagaimana baiknya membina rapor (hubungan) dengan subyek agar ia tidak merasa tersinggung dan bagaimana menutup wawancara setelah membuka luka-luka batin subyek sebelum benar-benar menyelesaikan wawancara. Tugas ini cukup berkesan karena banyak hal yang dapat dipelajari baik dari pengalaman mewawancarai subyek yang benar-benar memiliki masalah dan juga dari cerita-cerita subyek saat itu yang muncul dari jawaban ketika diwawancara.
     Demikian pengalaman saya mengenai tugas dan praktikum kelas teknik wawancara yang saya lakukan selama tiga minggu ini. Semoga yang membaca berkesan.

Apa Itu Paraphilia?



     Mungkin ada yang pernah mendengar istilah pedofil, eksebisionis, dan sejenisnya bukan? Dalam artikel ini, khusus akan membahas mengenai apa saja maksud dari istilah-istilah tersebut. Sebetulnya semua istilah tersebut merupakan bagian dari salah satu ekspresi seksual yang disebut dengan nama “Paraphilias”. Paraphilias atau parafilia ini memiliki beberapa tipe, seperti fetishism, exhibitionist, sadism &masochism,  voyeurism, pedophilia, dan parafilia lainnya.
     Fetishism merupakan ekspresi seksual seseorang di mana subyek sangat memuja atau menyukai sesuatu hal yang di luar normal dari lawan jenisnya. Benda tersebut bisa berupa benda mati yang dimiliki lawan jenis yang disukainya atau bagian tubuh dari lawan jenisnya. Contohnya, celana dalam lawan jenisnya yang digunakan untuk masturbasi atau menyukai bagian kaki dari lawan jenis. Individu ini mampu ereksi dan bahkan ejakulasi walau tidak disentuh sedikitpun selama benda yang menjadi arousal (pemicu hasrat) muncul di hadapannya.
     Exhibitionist merupakan ekspresi seksual di mana individu tersebut senang memperlihatkan atau menonjolkan bagian-bagian tubuhnya baik secara terang-terangan maupun secara terselubung. Lalu, voyeurism merupakan ekspresi seksual di mana individu tersebut senang mengintip aktivitas seksual ataupun mandi dari orang yang tidak pernah ia kenal sebelumnya dan dari aktivitas tersebut ia mendapatkan arousal yang kuat. Pedophilia merupakan orang yang senang berhubungan dengan anak-anak di mana anak tersebut masih belum mencapai masa puber dan perbedaan umur anak minimal 5 tahun dengan pelaku.
     Sadism & masochism merupakan ekspresi seksual yang bisa dikatakan saling melengkapi. Individu yang cenderung ekspresi seksualnya untuk mendapatkan arousal dengan cara menyakiti pasangannya ataupun menyiksa pasangannya selama hubungan intim, dapat dikatakan ia merupakan seorang sadistic. Sedangkan, individu yang mendapat arousal dari perasaan disiksa atau disakiti oleh pasangannya merupakan seorang masochist.
     Masih ada lagi parafilia lainnya, seperti necrophilia, zoophilia, dan frotteurism. Necrophilia merupakan seorang yang mendapat arousal dengan melakukan hubungan intim dari benda-benda mati, contoh ekstrimnya adalah mayat. Zoophilia merupakan seorang yang mendapat arousal dari hubungan intim dengan hewan. Dan yang terakhir frotteurism merupakan seorang yang mendapat arousal dengan melakukan aktivitas menggesek-gesekkan alat kelaminnya pada lawan jenis jika bisa, hingga mencapa orgasme dan ejakulasi. Lawan jenis yang menjadi targetnya haruslah tidak ia ketahui dan tidak disadari oleh target. Jika ditegur, maka orang tersebut akan pergi dan tidak mendekat kembali.
     Inilah salah satu ekspresi seksual yang mungkin menjadi kontroversial di kalangan masyarakat. Karena ekspresi seksual yang ditunjukkan masih sangatlah sedikit dan bisa dikatakan aneh bagi sebagian orang. Namun terlepas dari itu semua, selama ekspresi seksual yang dilakukan tidak mengganggu diri sendiri dan orang lain, mungkin saja hal tersebut tidak akan menjadi suatu permasalahan yang besar.

Wednesday, May 8, 2013

Burukkah Masturbasi Itu?



     Pernahkah kalian berpikir apakah masturbasi/onani itu benar-benar buruk? Ternyata dari berbagai penilitian membuktikkan bahwa masturbasi tidak memberikan efek yang merugikan bagi pelakunya. Terlepas dari segi agama, jika dilihat dari segi ilmiah masturbasi memiliki beberapa keuntungan bagi pelakunya baik itu laki-laki maupun perempuan.
     Sebelum masuk abad 21, masturbasi masih dianggap sebagai sesuatu yang buruk dan bahkan dianggap dapat menyebabkan patalogis bagi pelakunya. Tentu saja pada jaman itu, masturbasi dianggap sesuatu yang tabu untuk dilakukan, sehingga banyak orang tua pada jaman itu berusaha dengan keras agar anak-anak mereka tidak melakukan masturbasi.
     Saat ini, karena sudah banyaknya penelitian untuk membuktikan apakah masturbasi dapat memberikan efek negatif, masturbasi dianggap memiliki sisi positifnya. Manfaat yang bisa dirasakan adalah seperti membantu melepas stres, membantu memahami bagian tubuh diri sendiri maupun pasangan, mengurangi resiko kanker prostat pada pria, tidak menyebabkan kehamilan, dan lain sebagainya. Namun, jika masturbasi terlalu sering dilakukan komplikasi yang biasa muncul adalah pada pria seperti abrasi pada kulit alat kelamin.
     Namun jika membahas mengenai masturbasi, pasti akan ada orang yang mengatakan bahwa hal tersebut adalah tabu ataupun dosa. Hanya saja hal itu kembali pada penilaian masing-masing individu bagaimana menanggapinya. Masturbasi sesungguhnya bukanlah suatu aktivitas tabu, hanya saja dibutuhkan suatu pengajaran atau sosialisasi pada masyarakat terutama pada anak-anak agar kelak tidak menjadi sebuah permasalahan di masa depan karena kurangnya pemahaman mengenai ekspresi seksual yang baik dan benar. Pendidikan mengenai seks pada anak-anak bukanlah tindakan tabu, tetapi tindakan pencegahan agar kelak nanti dapat mengurangi tindakan seks di luar nikah yang jelas dilarang secara sosial.

Sunday, May 5, 2013

Aplikasi Wawancara dalam Bidang Pendidikan dan Industri/Organisasi



     Seperti pada artikel sebelumnya mengenai wawancara dalam artikel “Psikologi Industri/Organisasi dan Psikologi Pendidikan”, pada artikel ini akan membahas mengenai aplikasi wawancara pada bidang pendidikan dan industri/organisasi. Seperti yang sudah dijelaskan, dalam konteks I/O wawancara digunakan untuk mengetahui pengalaman pekerjaan, kompetensi yang dimiliki, dan informasi lainnya dari calon maupun karyawan tetap. Sedangkan dalam konteks pendidikan, wawancara digunakan untuk mengetahui rencana pendidikan murid, permasalahannya dalam pendidikan, minat/bakat murid, dan informasi lainnya.
     Lalu aplikasi apa saja yang digunakan dalam masing-masing bidang tersebut ketika wawancara digunakan? Pada dasarnya yang dimkasud dengan aplikasi adalah hal-hal yang mungkin dapat digali informasinya mengenai suatu informasi yang perlu kita gali. Pada bidang pendidikan, aplikasi wawancara yang digunakan tidak hanya sebatas pada proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan saja, tetapi juga bisa pada permasalahan murid seperti gangguan yang mungkin dialami murid. Gangguan tersebut dapat berupa gangguan dalam perkembangannya, perilakunya dan juga pada psikososial dan lingkungan dari murid.
     Walaupun begitu, wawancara dalam dunia pendidikan tidak hanya dapat diterapkan pada murid saja, tetapi juga dapat diterapkan pada orangtua murid, guru, pembantu, dan dari siapapun yang memiliki hubungan dengan murid yang bersangkutan. Dari konteks industri/organisasi, wawancara juga dapat digunakan dalam proses seleksi/penempatan, job analysis, pelatihan, penilaian performansi dan bahkan ketika suatu karyawan yang akan keluar perusahaan.
     Dalam bidang I/O ini ada metoda yang dapat digunakan ketika mewawancarai suatu calon staff baru. Metode yang paling umum digunakan dan dapat digunakan oleh siapa saja adalah metode STAR (Situation, Task, Action, Result). Metode lainnya adalah FACT (Feeling, Action, Context, Thinking). Kedua metode tersebut pada dasarnya sama ketika ingin menggali informasi dari calon staff tersebut, hanya saja perbedaannya adalah STAR dapat digunakan lebih bebas sedangkan FACT tidak dapat sembarangan digunakan, harus ada pihak ketiga untuk melakukan metode ini.
     Walau pada dasarnya informasi yang digali adalah sesuatu yang akan dilaporkan, namun tidak semua informasi perlu disampaikan secara keseluruhan. Tentu ada informasi yang dianggap interviewee (orang yang menjadi subyek wawancara) sangat privasi dan tidak ingin banyak orang mengetahuinya. Seperti pada bidang pendidikan, akan banyak sekali informasi privasi yang akan ditemui ketika wawancara sedang berlangsung. Sebagai seorang pewawancara yang baik, ketika kita diminta untuk menjaga kerahasiaan informasi, maka sebagai seorang yang profesional perlulah kita menjaga informasi tersebut dengan baik.

Aplikasi Wawancara dalam Bidang Pendidikan dan Industi/Organisasi



     Seperti pada artikel sebelumnya mengenai wawancara dalam artikel “Psikologi Industri/Organisasi dan Psikologi Pendidikan”, pada artikel ini akan membahas mengenai aplikasi wawancara pada bidang pendidikan dan industri/organisasi. Seperti yang sudah dijelaskan, dalam konteks I/O wawancara digunakan untuk mengetahui pengalaman pekerjaan, kompetensi yang dimiliki, dan informasi lainnya dari calon maupun karyawan tetap. Sedangkan dalam konteks pendidikan, wawancara digunakan untuk mengetahui rencana pendidikan murid, permasalahannya dalam pendidikan, minat/bakat murid, dan informasi lainnya.
     Lalu aplikasi apa saja yang digunakan dalam masing-masing bidang tersebut ketika wawancara digunakan? Pada dasarnya yang dimkasud dengan aplikasi adalah hal-hal yang mungkin dapat digali informasinya mengenai suatu informasi yang perlu kita gali. Pada bidang pendidikan, aplikasi wawancara yang digunakan tidak hanya sebatas pada proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan saja, tetapi juga bisa pada permasalahan murid seperti gangguan yang mungkin dialami murid. Gangguan tersebut dapat berupa gangguan dalam perkembangannya, perilakunya dan juga pada psikososial dan lingkungan dari murid.
     Walaupun begitu, wawancara dalam dunia pendidikan tidak hanya dapat diterapkan pada murid saja, tetapi juga dapat diterapkan pada orangtua murid, guru, pembantu, dan dari siapapun yang memiliki hubungan dengan murid yang bersangkutan. Dari konteks industri/organisasi, wawancara juga dapat digunakan dalam proses seleksi/penempatan, job analysis, pelatihan, penilaian performansi dan bahkan ketika suatu karyawan yang akan keluar perusahaan.
     Dalam bidang I/O ini ada metoda yang dapat digunakan ketika mewawancarai suatu calon staff baru. Metode yang paling umum digunakan dan dapat digunakan oleh siapa saja adalah metode STAR (Situation, Task, Action, Result). Metode lainnya adalah FACT (Feeling, Action, Context, Thinking). Kedua metode tersebut pada dasarnya sama ketika ingin menggali informasi dari calon staff tersebut, hanya saja perbedaannya adalah STAR dapat digunakan lebih bebas sedangkan FACT tidak dapat sembarangan digunakan, harus ada pihak ketiga untuk melakukan metode ini.
     Walau pada dasarnya informasi yang digali adalah sesuatu yang akan dilaporkan, namun tidak semua informasi perlu disampaikan secara keseluruhan. Tentu ada informasi yang dianggap interviewee (orang yang menjadi subyek wawancara) sangat privasi dan tidak ingin banyak orang mengetahuinya. Seperti pada bidang pendidikan, akan banyak sekali informasi privasi yang akan ditemui ketika wawancara sedang berlangsung. Sebagai seorang pewawancara yang baik, ketika kita diminta untuk menjaga kerahasiaan informasi, maka sebagai seorang yang profesional perlulah kita menjaga informasi tersebut dengan baik.